Ajaran Asta Brata Sebagai Pedoman Kepemimpinan Hindu

16 Aug, 2020 | Kategori : Agama

Era reformasi tahun 1998 telah melahirkan pergantian beberapa kali kepemimpinan nasional di Indonesia. Namun kemunculan pemimpin nasional di era reformasi ini masih jauh dari harapan masyarakat. Hal ini dikarenakan permasalahan kepemimpinan nasional yang terjadi di negeri ini belum menemukan jawaban. Beberapa permasalahan tersebut antara lain:

  1. Kurangnya integitas sebagai pemimpin nasional. Pemimpin yang mempunyai integritas memiliki kepribadian yang mantab, tidak tercela, jujur dan dihormati orang lain.
  2. Kurang dapat melepaskan diri dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi kepentingan sesaat bagi dirinya dan orang dekatnya, terutama yang dianggap berjasa seperti tim suksesnya.
  3. Kurang memahami moral dan etika kepemimpinan. Implementasi etika dan moral pemimpin akan memberikan panduan bagi seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Krisis yang melanda bangsa Indonesia tidak lepas dari kemerosotan moral dan etika pemimpin.

Kepemimpinan atau leadership secara umum merupakan perilaku yang mempengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok, untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik–baiknya serta dituntut untuk kerjasama yang baik sehingga dapat mencapai tujuan organisasi yang diinginkan. Seorang pemimpin harus bisa memberikan inspirator perubahan danvisioner yang memiliki visi yang jelas dan kemana organisasi akan di tuju.

pemimpin di hindu

Kepemimpinan menurut Hindu sangat banyak dibahas dalam cerita-cerita Hindu salah satunya dalam Manawadharmasastra dijelaskan bahwa seorang pemimpin harus menanamkan delapan sifat dewa di dalam dirinya yang disebut Asta Brata. Asta Brata artinya delapan ajaran utama tentang kepemimpinan yg merupakan petunjuk Sri Rama kepada Bharata (adiknya) yg akan dinobatkan menjadi raja Ayodya. Asta Brata disimbulkan dengan sifat-sifat  dari alam semesta yg patut dijadikan pedoman bagi setiap Pemimpin yaitu :

  1. INDRA BRATA: seorang pemimpin hendaknya seperti hujan yaitu senantiasa mengusahakan kemakmuran bagi rakyatnya dan dalam setiap tindakannya membawa kesejukan dan penuh kewibawaan.
  2. YAMA BRATA: seorang pemimpin hendaknya meneladani sifat-sifat Dewa Yama yaitu berani menegakan keadilan menurut hukum atau peraturan yg berlaku demi mengayomi masyarakat.
  3. SURYA BRATA: seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti Matahari (surya) yg mampu memberikan semangat dan kekuatan pada kehidupan yg penuh dinamika dan sebagai sumber energi.
  4. CANDRA BRATA: seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti bulan yaitu mampu memberikan penerangan bagi rakyatnya yg berada dalam kegelapan/kebodohan dg menampilkan wajah yg penuh kesejukan dan penuh simpati shg masyarakatnya merasa tenteram dan hidup nyaman.
  5. VAYU BRATA: seorang pemimpin hendaknya ibarat angin (Maruta), senantiasa berada ditengah-tengah masyarakatnya, memberikan kesegaran dan selalu turun ke bawah untuk mengenal denyut kehidupan masyarakat yg dipimpinnya.
  6. BHUMI BRATA: seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat utama dari bumi yaitu teguh, menjadi landasan berpijak dan memberi segala yg dimiliki untuk kesejahteraan masyarakatnya.
  7. VARUNA BRATA: seorang pemimpin hendaknya bersifat seperti samudra yaitu memiliki wawasan yg luas, mampu mengatasi setiap gejolak dengan baik, penuh kearifan dan kebijaksanaan.
  8. AGNI BRATA: seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat mulia dari api yaitu mendorong masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan, tetap teguh dan tegak dalam prinsip dan menindak/menghanguskan yg bersalah tanpa pilih kasih.

Kepemimpinan dalam Hindu merupakan hal yang sangat terkait dengan etika. Sifat dan sikap yang dimiliki seorang pemimpin merupakan penentu berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahan. Sifat dan sikap yang dimiliki oleh pemimpin dapat disempurnakan dengan mendalami, mempedomani, dan mengamalkan ajaran-ajaran serta berbagai ilmu pengetahuan yang dipelajari, seperti halnya ajaran Asta Brata

Indonesia sesungguhnya adalah negara yang berlimpah sumber daya alamnya, dan sumber daya manusianya pun bisa dihandalkan untuk mengelolanya, asalkan pemimpinnya cerdas dan bijaksana. Untuk menjadi pemimpin yang cerdas dan bijaksana, seorang pemimpin harus mampu memahami dan menjalankan ajaran Asta Brata, serta menerapkan managemen kepemimpinan Hindu dalam organisasinya.

Sekali lagi disini dapat ditegaskan kepada para generasi muda Hindu khususnya kita sendiri sebagai mahasiswa Hindu agar bisa mengambil nilai-nilai luhur dari konsep-konsep kepemimpinan Hindu tersebut khususnya ajaran Asta Brata. Implementasikanlah konsep-konsep kepemimpinan Hindu tersebut dalam kehidupan sehari-hari agar nantinya ada banyak pimpinan-pimpinan yang berasal dari generasi muda Hindu.

 

Dikutip dari : https://www.kompasiana.com/peradah/552dfe146ea83495138b45b0/ajaran-asta-brata-sebagai-pedoman-kepemimpinan-hindu