BHAYANGKARI UNTUK TANAH AIR INDONESIA

14 Dec, 2022 | Kategori : Lain-lainPendidikan

MEGAH NUSANTARAKU

Karya : Ny. Asih Alredo Rumbiak

PR Wanteror Pas Gegana

 

Aku tak bercerita tentang dusta Aku berujar tentang fakta yang ada Bukan legenda biasa

Sebuah maha karya dari Sang Maha Kuasa

 

Ini tentang surga di bumi

Seluruh penjuru dunia mengagumi Karena memang pantas dipuji Eloknya Ibu Pertiwi

 

Zamrud khatulistiwa selalu memancarkan sinarnya Menembus celah-celah gunung

Yang menaungi paru-paru dunia Membiarkan Jalak Bali tetap bersenandung

 

Jari-jemari Kecak berebut meraih cakrawala pulau Dewata Disambut sigap derap kaki Yospan di tanah Papua Banggalah penghuni negri bianglala

Negeri yang ber-Bhineka Tunggal Ika

 

Apa yang tak dimiliki oleh tanah air ini? Seribu pulau merajut samudera

Apa yang kurang dari nusa ini? Emas permatapun diberikannya

 

Hujan deras, gerimis dan berhenti Pucuk hijau daun mulai bersemi Tumbuh subur di atas tanah ini Menghidupi insan negeri

 

Kalian Jiwa-jiwa baru Melangkahlah, menjelajahlah Jangan ada haru biru

Janabijanamu jangan kalian buat resah

 

Ingatlah mereka para ksatria bangsa Yang menumpahkan darahnya Yang merelakan raganya

Catatlah, semua tak kan pernah sia-sia Bangunlah wahai Macan Asia Kumandangkan Indonesia Raya

Berupayalah karena kita punya daya, yang mereka tak punya

 

 

 

BANGKITLAH INDONESIA KU

Karya : Ny. Dwi Fauzan

PR Pimstaf Pas Gegana

 

 

Nusantara, Indonesia ku

Aku tau saat ini engkau begitu lelah….

Aku tau jalan yg berliku mulai membuat mu semakin lemah….

Dan aku tau tak mudah membungkus diri dengan berjuang sendri….

 

Nusantara ku…..

Kalau saja pekik mu bisa menggaung keseluruh negeriku….

Andai saja suara tangisan mu bisa di rasakan semua yg berjiwa dalam bisu…

Sudah pasti rakyat mu akan maju merengkuhku dalam rindu…..

Sudah pasti tak ada lg huru hara yg membuat lusuh dan pilu…..

 

Indonesia ku….

Bangkitlah…

Masih banyak jiwa jiwa besar yg berjuang untuk mu membelamu….

Masih banyak yg lantang dalam menyuarakan kehebatanmu…

Dan masih ada yg pasang dada demi keutuhan tumpah darahku…..

 

Damailah Indonesia ku

Dari kami yang mencintai mu sepenuh hati…

Dari kami anak, cucu, cicit yg terkasih Dari kami yang akan selalu ada untuk mu.. Hingga jiwa ini pergi..

Kami tetap berada di sisimu…

Menyemangatimu…

Membelamu….

Menjagamu….

Sampai detak jantungku berhenti…

Aku akan tetap setia di hati…

 

Salam sejahtera untuk mu Indonesia ku…

 

 

 

BHAYANGKARI UNTUK TANAH AIR INDONESIA

Karya : Ny. Junerih Dedy Supardi

PR Bantek Pas Gegana

 

Ketika jodohku seorang abdi negara,

jadikan cinta, disetiap tugas dan pengabdiannya itu seperti sinar mentari yang selalu menyemangati

 

Ketika aku siap jadi Bhayangkari, jadikan cintanya, sayangnya

sebagai embun pagi yang selalu menyejukan hati Dan ketika hati ini yakin cintanya dalam pengabdian, aku siap dalam do’a dan kesabaran

sebagai teman sejati bentuk cinta tanah airku

 

Aku Bhayangkari mengharap cahaya-Mu yang selalu menjadi pelita dalam diri kami, agar selalu terjaga dijalan-Mu yang lurus dalam setiap tugasnya dan penantianku, berkahi kami dalam pengabdiannya

dan rahmati kami berkumpul disyurga-Mu yang abadi

 

BANGKITLAH PERTIWIKU

Karya : Vivien Agus Murtono

PC Satlat

 

 

Aku berdiri, terdiam

Dadaku bergejolak menahan sesak,

Pertanyaan yang sama bertubi-tubi singgah dibenakku

 

Inikah wajah Indonesiaku… Wajah yang dulu ramah dan hangat

Kini berubah menjadi sendu sebab air mata yang tumpah, Isak tangis yang semakin sering terdengar…

Ibu Pertiwi kian melemah seolah pasrah bagai tak tentu arah…

 

Tidak, aku menolak dalam hati menepis sedih yang berkecamuk Jangan hanya diam, tidak ada pasrah…

Kalahkan jiwa pongah yang hanya bisa menggerutu, menggurui, dan menggerus rakus kekayaanmu…

Bangkitlah Pertiwiku, Bangunlah Indonesiaku

 

Bersama jutaan Anak Negeri akan ku raih kembali sukamu, Hingga tak menyisakan suram pada wajah ayumu… Bangkitlah Ibu Pertiwi, Semangatlah Negeriku

Bersatulah Indonesia ku

 

AKU MEMANDANGIMU

Karya : Fahed Dika Yuda Prasetya

PC Sat Intel

 

Aku memandangimu Menyusur kaki bertemu kaki

Sepatu tinggi dengan stelan hitam, baret biru, dan laras panjang Masih harus diimbuhi ransel berat itu

 

Aku memandangimu

Alih-alih kutengadahkan mataku ke langit

Rona jingga teduh berbalut angin yang membelai lembut daguku Tak layak kubalas indahnya dengan tangisan

 

Aku memandangimu

Kau tepuk kedua bahuku, kuatkan aku

Sembari menggandeng buah hati di kedua tangan Ingin kujaring erat senyum manismu dalam ingatan

 

Aku memandangimu

Derap langkah tegas beranjak Bergeming hati rasa bumi tak terpijak

bayanganmupun tak tertinggal barang secuil saja

 

aku memandangimu Sebatas pejaman mata

Mencoba menghadirkanmu sekelebat

Tepis keakuanku yang masih saja mendebat

 

Aku kamu dan waktu yang berjalan lambat Kuharap tiada berat dan sambat

Padaku padamulah asa Padamu negaralah utama

 

BHAYANGKARAKU UNTUK INDONESIAKU

Karya: Koni Faisal Tanjung

PR Pimstaff Resimen 3 Pas Pelopor

 

 

Bhayangkaraku ….

Mengabdilah dengan ketulusan dan kesucian hatimu Bagai sang Teratai yang tumbuh di lumpur

Guna merubah mega yang keruh menjadi bersih dan suci

 

Bhayangkaraku ….

Rasa cintamu terhadap tanah air ini Menghadirkan rasa banggaku yang dalam Dimedan perang kau pertaruhkan darahmu Demi Ibu Pertiwi yang kita cintai

Disini aku bersama Tuhan …. Setia menunggumu Bhayangkaraku

 

Bhayangkaraku ….

Setiap derap langkahmu

Selalu kulantunkan doa kepadamu Setiap kau terjaga dari malammu

Ku selalu latunkan ayat-ayat suci kepadamu Demi meridhoi perjuang teratai suciku

 

Teruslah berjuang Bhayangkaraku Gapailah teratai nan suci disana Demi Sang Merah Putih

 

BRIMOB UNTUK INDONESIA

 

CINTA TANAH AIR

Karya : Ny Chici Padmo

PR Resimen II Pas Pelopor

 

Berpijak.. Berpendar..

Dalam riuh kebisingan bumi.. Bersujud..

Bergulung..

Pada kaki malam yang merengkuh jasad..

 

Ibu pertiwi,

tangisku pecah dalam kesunyian Tanah airku,

Dengan cara apa aku membalas segala jadi yang kau persembahkan bagi jiwaku..

 

Merintih sendu tatapan tatapan bimbang..

Rinai air mata mengiringi kau yang semakin senja..

 

Tanah airku.. Kokohlah dalam badai

Kuatlah dalam gelombang

Meski jasad bergulir tertelan perut bumi.. Aku tetap percaya

Kau menghantarkan hangat mentari esok hari…