Pengorbanan seorang ibu adalah pengorbanan terbesar disisi seorang anak. Segala jasa yang dicurahkan oleh seorang ibu kepada anaknya perlu dihargai dengan sebaiknya. Malah penghargaan yang berupa billion ringgit sekalipun tidak cukup untuk membalas segala jasa dan pengorbanan seorang ibu.
Selama 9 bulan kita bernafas di dalam perut ibu. Selama 9 bulan itu jugalah segala keperitan dan kesusahan yang ibu alami,ibu tanggung dengan penuh kasabaran. Melalui ibu kita dilahirkan ke dunia fana ini. Melalui seorang ibu kita disusukan dan dibelai dengan penuh kasih sayang. Susah payah ibu membesarkan kita agar menjadi seorang insan yang sempurna di dunia dan akhirat. Betapa besarnya pengorbanan seorang ibu terhadap seorang anak.
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Surah Maryam: 23.
Secara keseluruhannya, hidup setiap manusia akan sentiasa melibatkan seorang insan yang bergelar ibu. Tidak pernah putus belas kasih, sayang dan sumbangan ibu kepada anaknya sejak sebelum lahir sehingga mencecah usia ke hari ini. Darjat ibu sangat tinggi disisi Allah SWT. ALLAH SWT berfirman di dalam al-Quran tentang kepentingan menghormati ibu dan bapa.
“Sembahlah ALLAH, janganlah kamu mempersekutukanNYA dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu dan bapa kamu.” – Surah an-Nisa: 36.
Tapi malangnya anak-anak kini lebih mengutamakan jejak langkah Si Tanggang. Majoritinya, mereka suka memandang remeh terhadap pengorbanan seorang ibu tatkala menjangkau usia dewasa hari tua ibu. Persoalannya, berapa ramai yang sanggup menyuapkan ibunya? Berapa ramai yang sanggup mencuci muntah ibunya? Berapa ramai yang sanggup mengantikan lampin ibunya? Berapa ramai yang sanggup membersihkan najis ibunya? Berapa ramai yang sanggup membuang ulat dan membersihkan luka kudis ibunya? Berapa ramai yang sanggup berhenti kerja untuk menjaga ibunya? dan akhir sekali berapa ramai yang sembahyang JENAZAH ibunya? Sama-sama kita renungkan.Sebanyak 500 ibu rumah tangga dan ibu bekerja mengatakan bahwa tidak ada pekerjaan yang lebih sulit menjadi seorang ibu.Mayoritas wanita setuju bahwa tuntutan fisik yang harus prima dan kelelahan emosi adalah hal yang sangat berat dalam mengasuh anak.
Ibu Bekerja Atau Ibu Rumah Tangga Sama-Sama Berat
Bagi ibu rumah tangga, 28 persen dari mereka mengungkapkan pernah di cap malas pada satu titik dan dikritik karena tidak bisa mendukung atau menghasilkan finansial keluarga. Sehingga tidak heran jika 66 persen dari mereka mencemaskan keuangan sebagai kekhawatiran terbesar.
Sedangkan bagi wanita yang bekerja, walaupun memiliki penghasilan, mereka sering merasa bersalah karena sudah meninggalkan anak-anak mereka. Dalam survey yang sama disebutkan bahwa 63 persen ibu bekerja tidak punya pilihan lain selain kembali ke kantor setelah melahirkan. Sebanyak 33 persen ibu bekerja mengaku sangat stres antara pekerjaan sekaligus tuntutan menjadi ibu yang baik.
Karena itu ladies, menjadi ibu rumah tangga dan ibu bekerja sama-sama berat. Menjadi seorang ibu tidak sekedar mengandung dan melahirkan, ada tanggung jawab besar yang diemban wanita setelahnya. Ibu Anda, Anda, dan kelak anak perempuan Anda harus tetap menjadi wanita kuat untuk mengemban pekerjaan paling berat tanpa bayaran ini.
Konklusinya, nilai kasih seorang ibu tidak dapat diganti dengan emas, permata atau berlian. Apatah lagi kalau dengan nyawa sekalipun.Hargailah ibu anda selagi dia masih ada. SELAMAT HARI IBU.
Dikutip dari : http://artikelsekolahayunda.blogspot.co.id/2013/12/hari-ibu.html