Ragam Nostalgia Kehangatan Natal – yang Membuat Anak Rantau Selalu Rindu Pulang

23 Dec, 2019 | Kategori : Lain-lain

Natal selalu mengingatkan kita pada lagu Jinggle Bells, pohon natal, kue kering dan makanan enak, serta kehangatan berkumpul bersama keluarga. Tapi sayang, tidak semua orang punya kesempatan untuk merasakan nyamannya kembali ke rumah pada hari besar Umat Kristiani ini.

Apakah kamu termasuk anak rantau yang tidak bisa pulang ke rumah di hari Natal ini? Semoga artikel berikut ini dapat mewakili perasaanmu.

1. Natal memang waktu terbaik untuk berkumpul bersama keluarga. Tapi kali ini rindu harus ditahan dulu, ada kewajiban yang masih menunggumu, Dulu ketika belum berstatus sebagai anak rantau, mungkin libur Natal akan terasa begitu menyenangkan karena pada momen itulah seluruh anggota keluarga akan berkumpul dan saling melepas rindu. Tapi seiring dengan berjalannya waktu dan kamu memutuskan untuk berjuang demi masa depan, maka untuk sementara ritual bertemu dengan orang-orang terkasih hanya akan berakhir pada suara di ujung telepon. Ya perjuangan memang terkadang membutuhkan pengorbanan. Suka atau tidak suka kamu pun terpaksa merelakan waktu emasmu bersama mereka.

2. Rindu bisa ditangguhkan. Namun ingatan akan masakan spesial Natal yang Ibumu di rumah siapkan sering menggoda iman. Seperti momen Idul Fitri yang bertebaran makanan enak, waktu Natal juga tidak bisa dipisahkan dari beragam hidangan. Namun sayang, jauhnya jarak dan mungkin mahalnya harga tiket (karena momen akhir tahun) membuatmu harus menahan dulu keinginan untuk menyantap masakan spesial dari tangan ibu.

natal a

3. Kalau sudah begini, kiriman kue kering dari rumah bisa jadi Juru Selamat. Paling tidak kamu bisa mencicipi sedikit rasa makanan dari kampung halaman. Untuk mengobati rasa rindumu pada rumah, biasanya ibu dengan baik hati akan mengirim setoples kue Natal untuk kamu makan bersama teman-teman, sebagai ganti ketidakhadiranmu bersamanya di malam Natal.

4. Saat ibadah di gereja dan melihat banyak keluarga datang bersama, kamu pun ingat bagaimana kamu biasa ibadah natal bersama seluruh keluarga.

5. Jika di rumah natal selalu identik dengan baju baru. Di tanah rantau kamu harus puas dengan baju yang ada di lemarimu! Jauh dari orang tua, uang gaji dan kiriman terbatas — membuatmu berpikir ratusan kali sebelum belanja baju Natal. Walau ada kiriman dari saudara atau keluarga di rumah uangnya kadang lebih baik disimpan untuk kebutuhan hidup lain yang lebih penting.

6. Momen Natal di rumah pasti dipenuhi dengan canda tawa dan kumpul bersama keluarga. Momen Natal jadi momen kumpul bersama bagi anggota keluarga yang biasanya terpisah di berbagai kota. Di malam Natal, sepulang ibadah dari gereja kalian biasa kumpul bersama di salah satu rumah saudara. Makan-makan, buka kado, begadang main petasan dan kembang api, sampai bergosip sampai pagi datang dan harus ke gereja lagi. Karena tidak pulang tahun ini, kamu harus puas mendengarkan keriaan itu lewat telepon saja. Kalau udah dengar cerita kehangatan rumah macam ini rasanya ingin pinjam pintu Doraemon supaya kamu bisa sampai ke rumah dalam sekejap mati. Aih, rindunyaaaa

7. Sendirian di tanah rantau membuatmu kangen pada tradisi tukar kado yang tidak pernah absen dilakukan tiap tahunnya. Kamu rindu suara Mamamu mengabsen nama sepupu dan keponakan untuk membagi kado. Kamu rindu pada kehebohan kalian membuka kado secara bersamaan. Bersorak ketika kado sesuai harapan, atau merengut saat kado yang diberikan jauh sekali dari keinginan.

8. Malam Natal bisa kamu lewati bersama teman sesama perantau yang level kangen rumahnya sama denganmu. Pada kondisi inilah kamu merasa punya teman senasib sepenanggungan yang akan bisa kamu ajak sebagi teman berbagi rasa sedih tatkala kamu harus merayakan Natal terpisah dari keluargamu sementara waktu. Teman-temanmu ini pasti dengan senang hati akan menemani kamu sepanjang malam untuk membunuh rasa galau kalian masing-masing.

9. Belanja dan masak bersama untuk hidangan natal jadi kegiatan seru yang sedikit mengobati rasa rindu. Kenyataan bahwa kamu tinggal berjauhan dengan semua kenyamananmu membuat akhirnya kamu mau turun tangan sendiri menyambut datangnya malam Natal yang spesial. Pada siang hari mungkin kamu akan berbelanja bersama teman ke pasar atau supermarket untuk membeli bahan makanan guna dimasak bersama.

10. Mempersiapkan segalanya sendiri juga membuatmu sadar: ibumu di rumah ternyata bekerja sangat keras demi kesempurnaan hari Natalmu. Kamu akhirnya tahu betapa ribetnya ternyata menyiapkan menu natal, realita harga makanan di akhir tahun yang meroket akan membuatmu mensyukuri betapa orangtuamu menyiapkan segalanya dengan tidak mudah.

11. Untuk melengkapi semaraknya pesta kecil kalian, kembang api pun dinyalakan demi menambah keriaan. Tidak hanya berhenti dengan membeli berbagai bahan makanan untuk dimasak, kamu juga akan melengkapi pernak-pernik perayaan Natal dengan membeli sebungkus kembang api untuk dinyalakan bersama teman-temanmu.

12. Sepanjang malam kalian akan seru berbagi cerita. Membagi kisah Natal keluarga masing-masing yang sampai sekarang belum bisa terlupa. Sudah bosan dengan main kembang api, kini kalian akan menghabiskan malam dengan bercerita tradisi Natal yang biasanya dijalani. Mungkin kamu akan bercerita bagaimana dengan polosnya kamu mempercayai bahwa Santa Claus akan datang jika kamu menaruh rumput kering di sepatu untuk makanan rusanya. Teman-teman yang tidak merayakan Natal bisa jadi dengan antusias mendengar keseruan ceritamu.

natal c

13. Seseru Apapun Perayaan Natal Dengan Teman-Teman, Hangatnya Natal Bersama Keluarga Jelas Tidak Bisa Disubtitusi. Pada akhirnya kamu akan menyadari seseru apapun perayaan Natal dengan keluarga baru tersebut tetap tidak akan menggantikan serunya menghabiskan Natal bersama orang-orang tersayangmu.

14. Ayah dan Ibumu memang tidak sempurna. Tapi dari mereka kamu belajar tentang kasih tulus yang sesungguhnya. Mungkin ayah dan ibumu tidak punya lelucon sekonyol sahabat karib, mungkin juga lucunya perilaku keponakan atau sepupumu sebanding dengan absurd-nya kelakukan teman-teman kos mu, namun satu yang tidak akan tergantikan ketulusan keluargamu akan tetap kamu rindukan.

15. Pada akhirnya kamu sadar. Bukan pohon natal besar, masakan enak, atau pernak-pernik Natal yang kamu rindukan. Melainkan kedamaian Natal yang mempersatukan dan selalu menghangatkan. Di awal kamu merasa bahwa kamu merindukan Natal karena kamu ingin melihat pohon Natal yang selalu terpajang di rumah, memakan masakan khas ibumu, atau mungkin berbelanja pernak-pernik Natal. Tetapi ternyata ada rasa yang lebih besar dari itu semua yang membuat dirimu sebagai anak rantau senantiasa menanti Natal, ya keinginan untuk pulang dan bercengkrama dengan mereka yang kamu cintai.

natal d

 

dIKUTIP DARI : https://www.hipwee.com/hiburan/nostalgia-kehangatan-natal-yang-membuat-yang-anak-rantau-selalu-rindu-rumah/