Mazmur Tanggapan Mzm 101:1a.2ac.3a.6-7
Kamu dipanggil untuk kemerdekaan, maka abdilah satu sama lain dalam cintakasih.
*Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela. Aku hendak hidup dalam ketulusan hati, tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila.
*Mataku tertuju kepada orang-orang yang setiawan, supaya mereka diam bersama-sama aku. Orang yang hidup dengan cara yang tak bercela, akan melayani aku.
*Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam di dalam rumahku,
orang yang berbicara dusta tidak akan tegak di depan mataku.
Bait Pengantar Injil Mat 22:21
Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar,
dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.
Renungan
Ketika para pendiri negara kita menggagas sebuah negara, yang mereka pikirkan adalah bagaimana negara Indonesia ini menjadi rumah bersama bagi seluruh rakyat. Kondisi bangsa ini amat heterogen . mempersatukan bangsa yang sangat besar dan luas dengan keaneka ragaman budaya, suku, bahasa, golongan, dan agama serta kepercayaan, bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dalam sejarah pernah terjadi ketegangan , ketika kelompok atau golongan tertentu ingin memaksakan ideologinya sebagai dasar negara. Namun kelompok ini gagal karena ideologi itu tidak mampu memayungi seluruh rakyat. Para pendiri negara kita mau belajar dari pengalaman sejarah itu dan memikirkan sebuah ideologi yang bisa menjadi rumah bersama bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila dijadikan dasar negara. Kemampuan untuk memikirkan dan merumuskan dasar negara Pancasila yang terbukti ampuh dapat mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang amat heterogen , menjadi tanda bahwa para pendiri negara kita adalah orang orang yang dikaruniai kebijaksanaan, Kitab Putra Sirakh menegaskan bahwa “Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya; seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya” Hidup bijaksana seperti ditegaskan oleh Putra Sirakh itu merupakan sebuah kemerdekaan rohani. Yakni hidup yang lepas bebas, tidak terbelenggu oleh kepentingan kepentingan diri atau golongannya. Orang yang telah mengalami kemerdekaan rohani adalah orang yang hidupnya hanya demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan sesama. Dia tidak akan terbelenggu oleh tindakan kelaliman , kekerasan dan uang. Karena hal hal itu hanya akan menghancurkan negara dan rakyat..
Butir permenungan
Hari ini kita bersama memperingati kemerdekaan negara kita yang tercinta. Kita bersama ingin agar negara kita mampu mewujudkan cita cita nya menjadi negara yang adail, makmur dan sejahtera. Untuk itu seluruh rakyat dan terutama para pemimpinnya hendaknya sungguh memiliki kemerdekaan rohani itu. Hal ini telah ditegaskan oleh Santo Petrus “Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, …..” Semoga kemerdekaan rohani menjiwai kita semua.
Doa
Allah Bapa yang maha kuasa, Engkau telah menganugerahkan kemerdekaan kepada nusa dan bangsa kami, Kami mohon lindungilah tanah air kami, agar tetap bebas merdeka dan aman sentosa, sehingga seluruh rakyat dengan tenang dan bebas mengabdi Engkau dan sesama, Amin
Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.
Dikutip dari : https://renungankatolik.org/renungan-harian-katolik-senin-17-agustus-2020-peringatan-hut-ke-75-kemerdekaan-ri-tahun-2020/