Mengapa Orang Katolik Menghormati Maria?
Ada pemahaman yang keliru mengenai ibadat atau devosi yang dilakukan orang katolik terhadap Bunda Maria.Ada pihak-pihak tertentu yang menuduh orang katolik menyembah Bunda Maria.Tentu saja tuduhan seperti itu tidak benar, karena Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan tentang penyembahan kepada Maria.
Orang Katolik sama sekali tidak menyembah Maria tetapi menghormatinya !!! Bagaimanapun tingginya derajat Maria, ia tetaplah ciptaan sama seperti kita, dan suatu ciptaan tidak dapat disembah. Tuhan sajalah yang patut kita sembah. (bdk. Mrk 4:10)
Gereja Katolik hanya mengajarkan penghormatan kepada Maria yang merupakan contoh ciptaan Allah yang sempurna, yang patut diteladani kaum beriman, karena peranannya dalam sejarah keselamatan.Jika orang katolik melakukan penyembahan terhadap Maria, itu adalah suatu penyimpangan ajaran Gereja dan merupakan dosa. Dasar penghormatan Gereja Katolik terhadap Bunda Maria sangat Alkitabiah. Hal itu dijumpai ketika Malaikat Gabriel yang diutus Allah, yang merupakan juru bicara Allah datang kepada Maria, dan menyampaikan kabar, bahwa ia (Maria) akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika Malaikat Gabriel bertemu dengan Maria, ia menyapa Maria dengan suatu sapaan yang begitu hormat: “Salam hai Engkau yang dikaruniai.”(Luk. 1:28) Sapaan ini adalah suatu tanda penghormatan yang istimewa dari Allah terhadap Bunda Maria.Meskipun perkataan itu keluar dari mulut Malaikat Gabriel, tetapi sesungguhnya sapaan ini adalah sapaan Allah sendiri, yang diucapkan-Nya melalui utusan-Nya.Sapaan tersebut menunjukan bahwa Allah begitu menghormati ciptaan-Nya ini. Kalau dibandingkan dengan tokoh-tokoh Perjanjian Lama atau tokoh-tokoh lain dalam Kitab Suci, tampak adanya perbedaan antara sapaan Allah kepada Maria dan kepada mereka. Misalnya, ketika Malaikat Tuhan berbicara kepada Musa dari dalam semak api yang menyala (Kel. 3:4-5),
ketika Allah berbicara kepada Musa diatas Gunung Sinai (Kel. 24:12-18), Malaikat Allah menampakan diri kepada Manoah tentang kelahiran Simson (Hak. 13:1-25), dan sebagainya. Dalam perjanjian Baru, kita jumpai Malaikat Allah berbicara kepada Zakaria di Bait Allah tentang kelahiran Yohanes Pembaptis (Luk. 1:5-24), bahkan Zakaria ketakutan ketika mendengar sapaan malaikat kepadanya. Dari sini tampaklah perbedaan antara sapaan Allah kepada tokoh-tokoh dalam Kitab suci dan kepada Maria, yaitu Allah berbicara dengan penuh hormat kepada Maria, lebih daripada yang lain.
Demikian juga sapaan Elisabet terhadap Maria, ketika Maria mengunjungi Elisabet saudaranya di pegunungan Yudea (Luk. 1:39–45). Elisabet menyapa Maria: “Diberkati engkau di antara semua perempuan dan diberkati buah rahimmu.” Sebelum Elisabet mengucapkan perkataan itu, ia dipenuhi dengan Roh Kudus. Ini berarti kata-kata itu keluar dari Allah sendiri, yang menggunakan mulut Elisabet untuk mengucapkannya.Jadi bukanlah Elisabet yang menyapa Maria melainkan Roh Kudus, Allah sendiri.
Jadi jelaslah bagi kita, bahwa Allah sangat menghormati Maria melalui sapaan-sapaan-Nya yang begitu istimewa. Ia disapa melebihi ciptaan lain bahkan nabi besar Perjanjian Lama sekalipun, yaitu Nabi Musa. Kalau Allah Sang Pencipta melalui sapaannya, begitu menghormati dan menjunjung tinggi Maria melebihi ciptaan lain.
Mengapa kita sebagai ciptaan-Nya yang berdosa tidak menghormati Maria? Apa yang terjadi jika kita menolak atau tidak menghormati Maria? Kalau kita menghina Maria, berarti kita menghina Allah, yang begitu menghormati dia. Karenanya, penghormatan kepada Maria bukanlah suatu penyimpangan ajaran Kristiani, asalkan penghormatan itu tidak melampaui batas-batas yang harus kita berikan kepada Allah Tritunggal sebagai Pencipta. Karena bagaimana pun tingginya derajat Maria, ia tetaplah ciptaan yang berada jauh di bawah Allah.