SETIA DALAM PERKARA YANG KECIL
Shalom…
Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita sering mendengar ungkapan semacam ini : sedikit demi sedikit, lama lama menjadi bukit.
Ungkapan tersebut mungkin lebih cocok untuk hal-hal yang bersifat menabung atau menyimpan.
Namun untuk hal-hal yang kecil setiap hari pun, kita perlu menanamkannya, seperti mengucap syukur untuk setiap hal dalam kehidupan kita.
Karena dengan demikian kita telah menanamkan kesetiaan dalam hidup kita.
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar (Lukas 16: 10)
Saudara-saudaraku yang terkasih,
Firman di atas mengingatkan kita untuk senantiasa bertekun dan tidak mudah goyah dalam menjalankan apapun yang menjadi tugas tanggungjawab yang dipercayakan Tuhan dalam setiap relasi kita dengan siapapun. Baik di pekerjaan kita, di Gereja, di dalam keluarga, maupun dalam komunitas apapun di mana kita tergabung.
Salah satu ucapan Benyamin Franklin yang terkenal adalah, “Pukulan-pukulan kecil dapat menumbangkan pohon oak yang besar!”.
Begitu juga dengan keyakinan bahwa batu cadas yang besar akan dapat dibelah oleh tetesan air yang terus menerus menetesinya.
Demikianlah harus kita imani bahwa setiap hal yang besar tidak datang tiba-tiba, melainkan datang dari hal-hal kecil.
Ketika Tuhan memercayakan kepada Anda suatu pelayanan, jangan pernah menolaknya hanya gara-gara pelayanan itu tampak kecil atau remeh di mata manusia. Tuhan tidak melihat besar-kecilnya pelayanan kita, melainkan kesetiaan kita dalam menjalaninya. Kesetiaan kita dalam perkara kecil mempersiapkan kita untuk setia pula ketika Tuhan memercayakan perkara yang lebih besar.
Percayalah bahwa semua rancangan Tuhan atas hidup kita selalu rancangan yang indah. Tidak pernah Dia merancangkan rancangan kecelakaan bagi umatNya.
Apa yang harus kita perbuat agar kita dapat menerapkan prinsip setia dalam perkara yang kecil?
Menjadi setia di era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang tentu tidaklah mudah. Berbagai tawaran dan kemudahan akan sesuatu yang menghalalkan berbagai cara sangat banyak menggoda dan ada di sekitar kita.
Hubungan yang intensif dengan Tuhan melalui doa pribadi, membaca FirmanNya setiap hari akan
memberi pengajaran pada kita dalam membedakan antara yang baik dengan yang jahat.
Firman Tuhan juga menjadi cermin yang menyatakan kesalahan kita, mengoreksinya agar tidak kita ulangi. Selanjutnya kita perbaiki kelakuan kita agar tercipta pertumbuhan iman yang berkarakter Ilahi, hingga akhirnya mendidik kita agar dapat memilih dan melakukan hal yang benar.
Berbicara dalam konteks kehidupan keluarga besar Polri, seorang suami diharapkan mampu mengatur waktunya dengan baik, di mana di tengah padatnya tugas-tugas, ia tetap setia mendahulukan Tuhan baik dalam doa harian maupun dalam ibadah di Gereja setiap hari Minggu. Menjadikan ibadah sebagai nafas hidupnya.
Sebagai seorang istri, kita diharapkan setia mendoakan suami kita agar ia tetap menjadi suami yang penuh kasih kepada kita dan anak-anaknya. Menjadi suami yang bertanggungjawab dalam tugas-tugasnya. Takut akan Tuhan dengan tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan dan hukum. Istripun seyogyanya setia dalam menjalankan tugasnya sebagai mitra suami.
Relasi sebagai suami istri yang didasarkan pada prinsip setia dalam perkara yang kecil akan membangun rumahtangga yang bertumbuh dalam iman saling percaya, mendorong produktivitas suami dalam bertugas sebagai anggota Polri yang bertanggungjawab, kemudian pada gilirannya keluarga ini akan membentuk anak-anak yang berkarakter setia dalam perkara yang kecil.
Lakukanlah tugas Anda dengan penuh tanggung jawab dan kesetiaan. Akan ada saatnya di mana Anda akan diberi kepercayaan untuk melakukan tugas yang besar. Anda sedang diuji oleh Tuhan, apakah dengan hal yang tampak kecil itu Anda setia mengerjakannya.
SETIALAH DALAM PERKARA YANG KECIL, TUHAN MEMBERKATI.
Ny. Juniar Janner Pasaribu