Pada tanggal 24-25 Agustus 2019, Bhayangkari dan masyarakat Indonesia di Jerman turut meramaikan Festival MUSEUMSUFERFEST ke 31 yang berlokasi di sepanjang tepi sungai Main di kota Frankfurt Am Main. Pada festival kali ini, ditampilkan seni budaya Indonesia dari bagian tengah dan timur yang memberi sentuhan segar bagi kota Frankfurt.
Adapun, Bhayangkari yang tampil pada acara festival kali ini adalah perwakilan dari Bhayangkari Papua, NTT, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Mereka menampilkan berbagai macam tarian serta menampilkan Wastra berupa pakaian adat serta pakaian khas dari masing masing daerah.
Bhayangkari Sulawesi Selatan menampilkan tarian dari 4 etnis yaitu Bugis, Toraja, Mandar dan Makassar. Salah satunya adalah tarian Padduppa yaitu tari penyambutan tamu sebagai tanda penghormatan. Bhayangkari NTT menampilkan tari Gemu Famire, tari Cerana, dan tari Tenunan Garuda. Turut ditampilkan permainan alat musik sasando dan tenun ikat NTT sebagai upaya agar diakui UNESCO sebagai warisan dunia.
Bhayangkari Kalimantan Selatan menampilkan tari Dayak Meratus yang dikolaborasikan dengan tarian Zapin Melayu yang menurut sejarah, tarian Zapin Melayu ini dibawa ke Nusantara oleh para pedagang Arab. Mereka juga unjuk kebolehan dalam pertunjukan fashion yang menampilkan 12 pakaian dengan corak khas Kalimantan Selatan. Bhayangkari Papua menampilkan tari Yospan yang merupakan bentuk tarian kontemporer dan memiliki pesan persahabatan. Tarian pergaulan ini biasa dihadirkan pada acara penyambutan tamu. Juga ditampilkan peragaan fashion sebanyak 15 pakaian diantaranya Batik Papua, kebaya noken dan pakaian adat. Lantunan lagu “Aku Papua” yang dikumandangkan membangkitkan semangat Persatuan di antara Masyarakat Indonesia yang ada disana. Juga diadakan Demo pembuatan tas Noken oleh Bhayangkari Papua yang di adakan di Weltmuseum.