AKBP Dra. Ni Ketut Widayana Sulandari, Kapolres OKU Sumatera Selatan

1 Jul, 2017 | Kategori : Profil Anggota
PB Oku

Tidak Ada yang tidak Bisa Selagi Kita Mau Berusaha

Judul di atas adalah motto hidup AKBP Dra. Ni Ketut Widayana Sulandari. Baginya tidak ada yang tidak bisa selagi kita mau berusaha. Ibu tiga anak kelahiran Bali, 9 Januari 1964 ini tercatat sebagai Kapolres pertama yang jadi Polwan di wilayah hukum Polda Sumatera Selatan dengan penempatan sebagai Kapolres OKU Selatan dari bulan Juni 2016 hingga Maret 2017. Kemudian AKBP Dra. Ni Ketut Widayana bergeser menjadi Kapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Polda Sumsel sejak Maret 2017 hingga sekarang.

“Saya tidak pernah bermimpi akan dipercaya menjadi Kapolres. Alhamdulilah tidak disangka-sangka saya menjadi Kapolres OKU Selatan dan kini bergeser menjadi Kapolres di kampung halaman suami”, kata AKBP Dra. Ni Ketut Widayana Sulandari penuh syukur. Suaminya, Kombes Pol. Drs. Lamazi AS (saat ini Karorena Polda Sumsel) lahir di Baturaja, 12 Juni 1962.

AKBP Dra.Ni Ketut Widayana Sulandri,Kapores OKU Sumsel

Dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, AKBP Dra. Ni Ketut Widayana punya multi peran dan tanggung jawab besar. Sebagai Kapolres OKU Polda Sumsel, dia diberi kepercayaan dan tanggung jawab oleh pimpinan Polri memimpin Polres OKU. Kiatnya sebagai komandan dengan latar belakang Polwan memimpin Polres OKU :

  • Tidak menjadi halangan/hambatan untuk memimpin polisi laki-laki dan dari berbagai sumber pendidikan, baik sumber Akpol, sumber sarjana atau sumber bintara.
  • Prinsipnya harus bisa berperan, baik sebagai orang tua, senior, dan teman. Intinya saling menghargai.
  • Selalu membangun sinergitas dan soliditas dalam organisasi.

Secara internal, paparnya, dia lebih banyak memotivasi dan memberikan semangat terhadap anggota, memberikan tauladan dan bekerja dengan hati dan ikhlas untuk memotivasi agar anggota betah di tempat. Sebagai Kapolres, dia memberikan contoh, tidak pernah izin, kecuali dinas, menegakkan disiplin dan memberikan reward/punishment yang tegas. “Saya mengajak semua personel Polres OKU bekerja dengan sepenuh hati, mengutamakan solidaritas dan membangun komunikasi positif”, tandasnya.

AKBP Dra.Ni Ketut Widayana Sulandri,Kapolres OKU Sumsel (1)

Secara eksternal kiatnya adalah selalu bersinergi bersama SKPD, FKPD, dan tokoh masyarakat serta dekat dengan masyarakat. Dia lebih mengutamakan pendekatan kekeluargaan dalam memecahkan masalah.

Perannya yang lain adalah sebagai istri dan juga sebagai ibu bagi ketiga anaknya. Anak pertamanya, M. Rillo Priambudi Lamas saat ini kuliah tingkat akhir di Fakultas Teknik Tambang Universitas Trisakti Jakarta. Anak keduanya, Della Intan Rachmawati Lamas kuliah tingkat 2 di Fakultas Kedokteran UPN Jakarta. Sedangkan anak ketiganya, Anissa Ananda Lamas baru kelas 3 SMP Al Azhar Pasar Minggu.

profil

“Anak- anak saya cukup mandiri karena sejak kecil sudah kami tanamkan disiplin dan tanggung jawab, memberikan ketauladanan dalam hidup yang sederhana. Anak-anak bebas memilih pendidikan sesuai bakatnya. Walaupun saya dan suami adalah polisi, tapi anak-anak tidak kami paksakan menjadi polisi. Untuk pendidikan agama dari playgroup sampai SD, anak-anak sekolahdi Al Azhar untuk mendapatkan pendidikan dasar agama”, paparnya.

Sebagai Bhayangkari dan juga sebagai ibu, lanjutnya, dirinya selalu berkomitmen dengan suami untuk saling pengertian dan saling mendukung dalam karier, walaupun dinas berjauhan, baik dengan suami maupun anak-anak. Setiap hari dia selalu berkomunikasi melalui video call. Menurut dia suami dan anak-anaknya paham betul tugas seorang Kapolres yang tidak boleh meninggalkan wilayahnya.

COVER AKBP Dra.Ni Ketut Widayana Sulandri,Kapolres OKU Sumsel (1)

Berkisah tentang kariernya sebagai Polwan di kepolisian, diawali dari bawah. Setelah mengikuti pendidikan bintara Seba Polwan 1984-1985, dia ditempatkan di Poltabes Bandung. Pada tahun 1996 mengikuti pendidikan perwira di Sepolwan dan ditempatkan di Sepolwan. Pada tahun 2004 dia mengikuti Selapa Polri dan ditempatkan kembali di Sepolwan. Pada tahun 2009 mengikuti Sespim Polri dan kembali ditempatkan di Sepolwan sampai tahun 2012. Pada tahun 2012 s/d 2016 ditempatkan di Lemdikpol. Pada bulan Juni 2016 ditugaskan sebagai Kapolres OKU Selatan dan pada tanggal 26 Maret 2017 dimutasi sebagai Kapolres OKU sampai sekarang. “Saya sangat bersyukur karena setiap jenjang pendidikan yang saya ikuti diberi banyak kemudahan oleh Allah SWT, tanpa harus mengulang tes. Begitu ikut tes lulus dan begitu seterusnya”, katanya.

Berkisah tentang pengalamannya sebagai Kapolres OKU, AKBP Dra. Ni Ketut Widayana Sulandari mengatakan kegiatannya cukup padat, dan dinamika masyarakat cukup kompleks. Namun baginya disiplin merupakan hal utama, profesional, modern dan dapat dipercaya oleh masyarakat. “Selalu saya tanamkan dalam pelaksanaan tugas, demikian pula secara eksternal bersinergi dan solid dengan FKPD SKPD, TNI dan tokoh masyarakat”, tandasnya.

Di saat institusi Polri memperingati Hari Bhayangkara ke 71 pada 1 Juli 2017, tantangan tugas sebagai Bhayangkara negara menurut dia semakin berat. Oleh karena itu perlu trik untuk dapat merebut hati rakyat :

  • Bekerja secara profesional dan humanis.
  • Cepat dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.
  • Mempersiapkan kondisi Mako tetap bersih.
  • Melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui giat bakti sosial, kunjungan ke panti asuhan, membagi takjil, donor darah, berobat gratis, dll.
  • Selalu melibatkan masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan instansi terkait dalam memecahkan masalah.
  • Melaksanakan berbagai program untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dengan memanfaatkan IT, seperti SIM MADE (SIM Masuk Desa), SKCK Online dan Aplikasi Wong Kito.

AKBP Dra.Ni Ketut Widayana Sulandri,Kapolres OKU Sumsel

Kepada rekan Polwan di seluruh Indonesia, AKBP Dra. Ni Ketut Widayana Sulandari menyemangati agar terus belajar dan belajar. Dia mengajak agar selalu bekerja dengan hati, ikhlas, tanggung jawab, disiplin, profesional dan memiliki integritas serta humanis. Menurut dia pimpinan Polri memberikan kesempatan yang sama, tidak memandang dari sumber bintara, yang penting berkompeten. “Tidak ada yang tidak bisa selagi mau berusaha”, pungkasnya menyemangati.