Anggota Bhayangkari Cabang Brebes
Terpilih Dua Periode Menjadi
Bupati Brebes, Jateng
- HKGB) ke-67: Bhayangkari Semakin Berkontribusi Nyata pada Masyarakat dan Pendukung Utama Bhayangkara
Salah satu anggota Bhayangkari yang menjadi politisi tangguh di Jateng adalah Hj. Idza Priyanti, S.E., M.H. Anggota Bhayangkari Cabang Brebes yang merasa bangga menjadi istri polisi ini tercatat dua kali memenangkan pemilihan kepala daerah secara langsung di Kabupaten Brebes, Jateng. Periode pertama Pilkada Kabupaten Brebes, Jateng dimenangkan tahun 2012, kemudian terpilih kembali di periode kedua dengan masa bakti 2017 – 2022.
Ketika ditanya apa kiatnya sehingga bisa terpilih kembali di periode kedua menjadi Bupati Brebes, istri dari Kompol Drs. H. Warsidin, MH (suaminya tugas di Polres Brebes) mengatakan dirinya banyak menyempatkan waktu untuk terjun langsung bertemu warga.Blusukan. Dengan demikian dia tahu betul persoalan warga, kebutuhannya dan berusaha mencari solusi terbaiknya.
“Syukur alhamdulillah masyarakat masih memberikan kepercayaan kepada saya dan Pak Narjo (Wakil Bupati Brebes) untuk kembali memimpin Kabupaten Brebes. Saya berpikir mengenai program-program yang kira-kira memang dibutuhkan masyarakat, hingga manfaatnyapun dapat merasakan secara langsung. Tidak ada strategi khusus, saya hanya berusaha hadir di tengah masyarakat dengan menjadikan diri saya benar-benar bagian dari masyarakat,” tandasnya.
Sebagai keturunan orang Brebes (ayahnya berasal dari Desa Randusanga Brebes), dia melihat Kabupaten Brebes punya begitu banyak potensi, namun pembangunan daerahnya cukup tertinggal dibandingkan daerah-daerah lain.
“Maka saya berpikir, jika saya menjadi orang yang bisa mengambil kebijakan dalam pembangunan, mungkin saya bisa mengkontribusikan pikiran dan tenaga saya untuk mendorong kemajuan Kabupaten Brebes. Dan alhamdulillah, suami dan anak-anak dan orang tua saya sangat mendukung keinginan saya tersebut, dan pada akhirnya hal itulah yang memberanikan saya maju di Pilkada 2012 lalu,” paparnya.
Masa bhakti di periode kedua ini, ibu empat anak kelahiran Tegal, 9 Januari 1971 ini berharap bisa menuntaskan program-programnya dan mendorong Kabupaten Brebes untuk lebih baik lagi dan lebih maju lagi.
Pesan HKGB ke-67
Ketika ditanya perannya sebagai anggota Bhayangkari, Ny. Idza Warsidin mengatakan sebagai anggota Bhayangkari, tentu dirinya memiliki kewajiban dalam organisasi. Meskipun mungkin tidak di semua kegiatan dia dapat hadir, namun dia berusaha memberikan waktu dan perhatian yang proposional pada Bhayangkari.
Sedangkan untuk keluarga, alhamdulillah berkat dukungan penuh dari suami dan anak-anak rasanya tidak ada kendala dalam membagi waktu. Terlebih saat ini, keempat anaknya sudah kuliah di luar kota. “Jadi sesekali saya dan suami menyempatkan waktu menengok. Untuk komunikasi sehari-hari kami lakukan lewat telepon maupun Whatsapp group keluarga,” ujarnya.
“Kepada seluruh anggota Bhayangkari di Indonesia, saya ucapkan selamat memperingati Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) ke-67. Semoga organisasi istri polisi ini semakin eksis, maju, berkontribusi nyata pada masyarakat dan tentunya menjadi support system utama bagi para Bhayangkara,” ucapnya.
Dari pengamatannya, dari tahun ke tahun peringatan HKGB semakin baik, semakin memberikan dampak sosial pada masyarakat. Kiranya hal ini adalah langkah positif yang perlu terus dipelihara dan ditingkatkan. Melalui kegiatan-kegiatan sosial ini Bhayangkari akan menjadi lebih dekat dengan masyarakat. Hal ini tentu tidak hanya akan berdampak pada Bhayangkari sendiri tapi juga pada citra Bhayangkara atau Kepolisian Republik Indonesia.
“Pesan saya, terus tingkatkan kapasitas dan kualitas pribadi kita selaku anggota Bhayangkari. Mari menjadi teladan yang baik di tengah masyarakat, senantiasa menjaga citra diri baik sebagai pribadi maupun anggota Bhayangkari. Mari bersama-sama kita majukan organisasi ini, dan memberikan kiprah nyata di tengah masyarakat,” pesannya.
Tentu saja kesatuan gerak dan langkah dari semua elemen bangsa seluruh warga negara sangat kita butuhkan di tengah-tengah ancaman terbesar bangsa Indonesia saat ini yaitu: Ancaman disintegrasi bangsa. Bagaimana kita harus mempertahankan “Persatuan dan Kesatuan Bangsa kita secara utuh” dalam wadah NKRI harga mati.
Kita semua seluruh masyarakat Indonesia harus tahu bahwa ancaman disintegrasi bangsa sangat membahayakan kelangsungan hidup bangsa kita bangsa Indonesia. Kita kuat menghadapi musuh dari luar, tapi bagaimana jika kita diuji dan dirongrong dari berbagai masalah dari dalam sendiri, seperti yang baru-baru ini terjadi kerusuhan mahasiswa Papua di Surabaya hingga meluas sampai ke Tanah Papua.
Menurutnya ini sesungguhnya ujian sekaligus ancaman terbesar bangsa ini, yaitu jangan sampai mudah dihasut, mudah diprovokasi, mudah diadudomba antar anak bangsa, antar suku, antar agama serta antar ras dan budaya (SARA). Jangan sampai itu semua terjadi, karena jika itu terjadi hancur sudah bangsa kita dipecah belah. Oleh karena itu mari kita jaga, kita pelihara “Persatuan dan Kesatuan Bangsa” sebagai modal utama kita menjaga keutuhan bangsa dan negara kita. Manakala bangsa ini bersatu, maka segala bentuk ancaman dan tantangan apapun akan dengan mudah kita atasi bersama-sama, tapi sebaliknya kalau bangsa ini retak persatuan dan kesatuannya tinggal tunggu kehancurannya.
“Ayo saudara-saudaraku se-Tanah Air pembaca Website Bhayangkari di manapun berada serta kita semua seluruh rakyat Indonesia untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan kita demi kelangsungan hidup, kehormatan bangsa, kedaulatan negara kita serta demi keutuhan wilayah NKRI agar kita secara bersatu padu ‘Menyatukan Gerak dan Langkah kita’ guna menangkal, mencegah segala bentuk ancaman yang akan memecah belah kita satu sama lain dengan slogan: Sesungguhnya Kita Bersaudara,” ajaknya.