Ketua Bhayangkari Cabang Banjar yang Juga Anggota DPR RI
Hari-hari dengan penuh kesibukan dijalani Dwi Astuti Wulandari, B.Com dengan rasa syukur dan dimaknai dengan tanggung jawab. Ibu Dwi yang menjadi anggota DPR RI periode 2014 – 2019, beban tugas dan tanggung jawabnya semakin bertambah seiring dengan penugasan suaminya, AKBP Twedi Aditya Bennyahdi, S.SOS., SIK., MH menjadi Kapolres Banjar, Polda Jabar. Sejak 9 Desember 2016 Ibu Dwi mengemban tugas sebagai Ketua Bhayangkari Cabang Banjar, Jabar.
Ibu Dwi lahir di Jakarta, 7 Oktober 1980. Setelah lulus dari Curtin University Western Australia, Ibu Dwi terjun ke politik melalui Partai Demokrat. Menurut Ibu Dwi, dirinya terpilih menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan DKI I bukan karena merasa hebat, namun itu rejeki dari Allah dan berkat doa dari orangtua yang harus dijaganya dengan amanah.
Saat ini, Ibu Dwi menjadi anggota Komisi VIII DPR RI, membidangi agama dan sosial, termasuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Bidang ini memang diinginkannya, karena dia ikut berperan membahas perundang- undangan yang mengatur pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di tengah-tengah isu marak kekerasan terhadap anak-anak.
Menurut Ibu Dwi, Rapat Paripurna DPR telah mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Perppu Nomor 1 Tahun 2016 tentang perlindungan anak yang memuat hukuman kebiri bagi pelaku kekerasan seksual pada anak menjadi undang-undang. Dia berharap ditegakkan hukum dengan seadil-adilnya atau dengan hukuman maksimal bagi pelaku kekerasan terhadap anak sehingga ada efek jera. Di sisi lain, Ibu Dwi mengatakan peranan keluarga sangat penting dalam mengatasi kekerasan terhadap anak.
Bhayangkari Tetap Jadi Rumahnya
Meski sudah menjadi anggota DPR RI, namun bagi Ibu Dwi, Bhayangkari tetap menjadi rumahnya. Meski dirinya sebagai wakil rakyat mempunyai kewenangan di bidang pengawasan terhadap pemerintah, tetapi dia tidak pernah melupakan posisinya sebagai Bhayangkari.
Ibu dua anak ini merasa sangat bahagia menjadi anggota Bhayangkari. Dia merasa diapresiasi oleh Ketua Umum Bhayangkari Ibu Tri Tito Karnavian dan Pengurus Bhayangkari lainnya. Pengurus Bhayangkari, tandasnya, sangat mengapresiasi anggotanya yang berkarier di berbagai bidang atau profesi.
Ibu Dwi mengamati saat ini banyak Bhayangkari muda yang berprestasi di berbagai profesi. Meski perempuan memiliki pekerjaan yang tinggi, tetapi kewajiban sebagai isteri dan ibu tidak boleh ditinggalkan. Baginya sudah menjadi kodrat sebagai isteri. Di kantor dia adalah anggota DPR RI yang selalu tertib dan bekerja keras untuk menjalankan tugasnya, namun dia tidak pernah melupakan tugasnya membimbing anak-anak dan mendampingi suaminya. Bagi Ibu Dwi ini menjadi tantangan ibu yang bekerja, dapat membagi waktu agar memiliki karier, namun tetap memperhatikan suami dan anak.
Aktivitasnya sebagai anggota DPR, Ibu Dwi sangat senang karena mendapatkan restu dari sang suami. Suami juga memberikan support dalam berkarier, sebaliknya dirinya dia tidak melupakan tugas sebagai isteri dan ibu.
“Tantangan yang berat untuk saya dan juga tentunya Bhayangkari lainnya yang berkarier, untuk membuktikan bahwa walaupun kami bekerja tetapi juga tidak melupakan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu, terutama sebagai Bhayangkari yang mendampingi suami bertugas. Untuk itu, saya berusaha menjaga kesehatan dengan sebaik mungkin, karena itu modal dasar supaya berhasil membagi waktu antara pekerjaan sebagai anggota DPR RI dan Bhayangkari yang kebetulan sekarang saya menjadi Ketua Bhayangkari Cabang Banjar, Jabar,” papar Ibu Dwi.
Ibu Dwi berusaha selalu hadir di Banjar pada acara-acara khusus dan juga mengadakan kegiatan-kegiatan Bhayangkari dengan menyesuaikan jadwalnya di DPR ketika tidak sedang kunjungan kerja keluar kota ataupun dinamika pekerjaan sedang tidak terlalu tinggi.
Semangat Bhayangkari
Ibu Dwi menyemangati Bhayangkari muda agar terus meraih cita-citanya. Jangan pernah berpikir bahwa perempuan tidak boleh memiliki cita-cita yang tinggi, karena itu pemikiran dulu, kini zaman sudah berubah siapapun mendapat kesempatan untuk meraih impian di bidangnya masing-masing.
Berkarier, tandas Ibu Dwi tidak harus selalu bekerja di kantor. Yang punya hobi di bidang keterampilan dapat mengembangkan usaha di rumah dengan menghasilkan kerajinan tangan seperti tas dan aksesoris. Jadi tidak hanya mengaktualisasikan diri, tetapi memberikan kesibukan yang positif untuk diri sendiri dan memberikan dampak yang baik bagi keluarga.
“Banyak perempuan stres karena tidak mampu membangun lingkungan pergaulan yang sehat dan tidak memiliki komunitas yang produktif. Jika hal itu dibiarkan justru berdampak negatif bagi dirinya dan keluarganya. Untuk itu, mari kita bangun pergaulan yang sehat, kita terus belajar dan belajar,” ajak Ibu Dwi.