Membawa Merah Putih, Jalankan Misi Perdamaian Dunia di Sudan
Polwan yang juga anggota Bhayangkari yang satu ini sangat membanggakan. Dia adalah Brigadir Polisi Ferra Fitri Handayani, S.Psi yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Bhayangkari Cabang Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Istri Kompol Wahyu Adi Waluyo, S.IK (Wakapolres Tidore Kepuluan, Polda Maluku Utara) membawa Merah Putih menjalankan misi Persamaian Dunia menjadi IPO (Individual Police Officer) untuk misi perdamaian PBB di Sudan Selatan.
Menurut Brigadir Polisi Ferra, anggota Polri yang berada di Sudan Selatan untuk IPO (Individual Police Officer) berjumlah enam orang (3 Polwan dan 3 Polki). “Saya lulus seleksi IPO (Individual Police Officer) pada akhir tahun 2015 pada saat itu jumlah peserta yang mengikuti seleksi 220 peserta, dan 79 orang dinyatakan lulus dan 30 di antaranya adalah Polwan,” paparnya.
“Perasaan saya waktu itu sebagai Polwan pertama dari Polda Maluku Utara yang diberangkatkan untuk misi Perdamaian PBB di Sudan Selatan, saya sangat bangga kepada diri saya sendiri terlebih membanggakan institusi Polda Maluku Utara karena jarang sekali yang diberikan kesempatan seperti ini,” lanjutnya.
Ibu dua anak yang berugas di Bagian Psikologi Biro SDM Polda Malut ini bergabung dan berangkat misi misi tanggal 9 September 2017 dengan penugasan sebagai Police Advisor Field Office Juba selama kurang lebih 3,5 bulan. Kemudian redeployment SHQ Juba sebagai Community Policing Member, dan sekarang menduduki jabatan stategis sebagai Liaison Officer of Finance dan Monitoring di Human Resources Section, MHQ.
“Ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi saya. Karena merupakan Polwan pertama dari Polda Maluku Utara yang bergabung dalam Misi PBB dan go international. Prestasi itu tentunya membanggakan bagi Polri karena penilaian kinerja mendapatkan apresiasi tinggi dari para pimpinan di UNMISS membuat kontingen Indonesia dipercaya untuk mendapatkan beberapa jabatan strategis bagi IPO di UNMISS Sudan Selatan,” ujarnya bangga.
Berkisah tentang proses seleksi yang ia ikuti hingga terpilih sebagai anggota IPO di Sudan Selatan, antara lain meliputi tes bahasa Inggris, tes mengemudi, tes menembak, dan wawancara dengan bahasa Inggris yang dilakukan langsung oleh Tester UNSAAT dari UN (United Nation), kemudian dilanjutkan beberapa tes yang dilaksanakan oleh Gassus Binkar Mabes Polri antara lain, tes kesehatan, tes jasmani, tes psikologi dan wawancara psikologi.
Brigadir Polisi Ferra Fitri Handayani, S.Psi lahir di Magelang 24 Mei 1987. Ia anak kedua dari tiga bersaudara. Lahir di Magelang namun besar di Semarang, orang tuanya wiraswasta. Keluarganya sebelumnya belum ada yang berprofesi sebagai polisi.
Ia lulus SMA tahun 2005 dan masuk menjadi Polwan pada tahun yang sama, pada saat itu kesempatan pertamanya untuk mendaftarkan diri sebagai Polwan dengan menggunakan baju seragam SMA. Setelah lulus dan menjadi polwan, ia melanjutkan studi ke universitas dan mengambil jurusan Psikologi kemudian lulus menjadi Sarjana Psikologi pada tahun 2011 di Universitas Semarang.
Pada awalnya ia tidak mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang polisi wanita, hanya karena dengan alasan tidak mau membebani orang tua dengan biaya kuliah yang mahal, ia bertekad untuk mencari pekerjaan setelah lulus dari SMA. Ia hanya mengikuti teman-temannya yang pada saat itu berbondong-bondong ingin mengikuti tes polisi. Namun keberuntungan berpihak kepadanya pada saat itu, ia lulus dan akhirnya melanjutkan pendidikan sebagai polisi wanita di Ciputat.
“Pada saat itu saya bersyukur mungkin inilah jalan hidup saya yang diberikan kepada Allah. Dan sejak saat itu saya bertekad untuk mengabdikan diri saya sebagai Polri yang profesional,” paparnya ibu dua anak yang sudah mengabdi menjadi Polwan selama 12 tahun itu.
Setelah selesai pendidikan Polwan, penempatan pertamanya di Polres Semarang, Polda Jawa Tengah. Ia sempat bertugas di biro SDM Polda Bangka Belitung dan STIK (Lemdiklat Polri) dalam rangka mengikuti suami bertugas/ berdinas. Suaminya saat ini menjabat sebagai Wakapolres Tidore Kepuluan, Polda Maluku Utara. Keluarga ini tinggal di Aspol Perwira Polres Tidore Kepulauan.
Sebagai seorang Polwan dan juga sebagai Bhayangkari ia berusaha mengatur waktu agar keduaya berjalan dengan baik. Pertama dengan komunikasi, pada saat bertugas dan benar-benar tidak bisa ditingalkan, ia harus bersikap profesional dalam pekerjaan. Sedangkan untuk Bhayangkari dan kodrat sebagai seorang wanita, ia berkomunikasi dengan suami dan anak-anak sehingga semuanya berjalan dengan baik.
“Alhamdulillah sampai saat ini keluarga sangat mendukung saya sebagai Polwan yang bertugas untuk misi Perdamaian di Sudan Selatan,” ucapnya penuh syukur.
Dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara, sebagai Polwan ia berpesan kepada seluruh wanita Indonesia: Untuk menjadi sukses kita harus mampu mengembangkan diri melalui prestasi tanpa harus mengorbankan kelurga dan kodrat kita sebagai seorang wanita.
Kepada seluruh Polwan yang juga sebagai anggota Bhayangkari di manapun berada, ia harapkan mampu dan sukses membawa nama institusi ke arah yang lebih baik, menjadi polisi profesional yang mampu bersaing dengan prestasi, dengan tidak meninggalkan kodrat kita sebagai seorang ibu dan istri dari Polri. “Kesusksesan suami bergantung kepada bagaimana istri mendukung dan memberikan semangat, selalu jalin komunikasi untuk kepentingan keluarga. Dan jangan lupa untuk selalu meminta doa restu kepada suami untuk setiap kegiatan yang akan kita laksanakan dalam bertugas,” pesannya.
“Mari kita berusaha menjadi yang terbaik melalui prestasi dan menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama,” pesan Wakil Ketua Bhayangkari Cabang Tidore Kepulauan, Maluku Utara yang suka warna pink dan biru muda itu.