Yuli Niartini, Bc.IP, SH, MH, Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Jakarta
Merdeka itu Berarti Berkarya dan Berprestasi
Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke 74 tanggal 17 Agustus 2019, kami mewawancarai salah satu anggota Bhayangkari Daerah Metro Jaya, Yuli Niartini, Bc.IP, SH, MH yang saat ini berkarier di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM RI. Saat ini, istri Aiptu Aep Saepuloh, anggota Lalu Lintas Polda Metro Jaya, menjabat sebagai Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Jakarta, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Ibu dua orang anak kelahiran Subang, 9 Juli 1962 itu telah berkarier puluhan tahun di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dan bersentuhan langsung puluhan tahun dengan para narapidana. Setelah lulus dari Akademi Ilmu Pemasyarakat (AIP), Yuli ditugaskan di Rutan Padang Panjang, Sumatera Barat selama dua tahun, lalu dimutasi ke Lapas Padang. Di Sumbar inilah Yuli berkenalan dengan seorang polisi asal Garut, ketika mengikuti Paguyuban Jawa Barat. Mereka menikah dan masih bertugas di Sumbar hingga usia perkawinan keempat. Lalu mereka pindah tugas ke Jakarta. Saat ini suaminya tugas di Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Di Jakarta, Yuli ditempatkan di Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta selama lima tahun, lalu pindah ke Lapas Narkotika Jakarta selama tujuh tahun, menjadi Kabag Lapas Kelas I Tangerang dan Kabid Kegiatan Kerja di Lapas Cipinang selama tiga tahun. Selanjutnya dia menjadi Kasubdit Dirjen PAS selama 1,5 tahun. Kariernya terus menanjak sebagai Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang dan saat ini Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Jakarta.
Menurut Yuli Niartini, hingga saat ini profesi petugas Lapas perempuan belum familiar bagi para orangtua, padahal sudah puluhan tahun lalu ada sekolah kedinasan Akademi Ilmu Pemasyarakat (AIP) yang waktu itu kampusnya masih di Pramuka, Jakarta Pusat. Di kampus ini, Yuli digembleng menjadi tenaga profesional agar dapat mengelola Lapas.
“Terbuka kesempatan bagi perempuan untuk mengisi pos di Lapas, khususnya di Lapas Perempuan, bahkan pimpinan saya Dirjen Lapas saat ini adalah seorang perempuan,” paparnya bangga.
Di era kemajuan sekarang, manakala kita merayakan HUT RI ke 74 tahun 2019, merdeka itu berarti berkarya dan berprestasi. “Sebagai Bhayangkari, mari kita berkarya dan berprestasi di bidangnya masing-masing,” paparnya.
Sesuai tema HUT RI ke-74 RI pada tahun ini ‘SDM Unggul Indonesia Maju’, maka Bhayangkari dan juga anak-anak Keluarga Besar Polri, agar dibina dan didukung menjadi SDM unggul dan maju, SDM yang mampu bersaing. Di era milenial ini, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, kita harus bisa hidup pada zamannya.
Sebagai perempuan dan juga sebagai seorang anggota Bhayangkari, Yuli merasa bersyukur diberi kesempatan untuk mengabdi di Lapas. Di sana, dia diberi kesempatan untuk membina para perempuan yang tersangkut dengan masalah hukum dan hukumannya telah diputus pengadilan.
Selama bertugas di Lapas, Yuli dihadapkan pada berbagai karakter warga binaan. Sebagai Kalapas, Yuli membawahi 105 orang staf Lapas dan 396 orang narapidana.
Dia mengawasi seluruh petugas Lapas agar tidak menerima permintaan tolong dibelikan atau membawakan sesuatu dari warga binaan. “Saya harus selalu waspada, dan lapas saya jadikan sebagai rumah kedua, karena saya khawatirkan barang tersebut sudah menjadi target operasi polisi sehingga nanti petugas yang kena. Saya juga memperhatikan kebersihan Lapas,” tandasnya.
Penghuni Lapas atau warga binaan dilatih keterampilan sesuai minat dan bakat agar menjadi bekal keterampilan bila mereka bebas, seperti bercocok tanam hidroponik, menjahit, membuat sulam pita, dan merajut tas, taplak meja dan tempat tissue. Kegiatan lainnya adalah tata boga, menari, menyanyi, dan bermain band. Selain itu, dia kerap mengadakan pertandingan olahraga volley antara pegawai Lapas dan warga binaan.
Sebagai Kapalas dia peka memperhatikan suasana batin warga binaan. Bila melihat ada warga binaan yang diam atau menyendiri karena bebannya terlalu berat, anak tersebut disentuh dengan diberi kegiatan positif. Khusus perempuan yang baru masuk Lapas, menurutnya sering mengalami tekanan dan menangis. Yuli hadir memberikan support, menasihati, dan membesarkan hatinya dengan mengatakan jangan lihat ke belakang karena palu sudah diketuk. Lihat ke depan sehingga bisa mendapatkan sesuatu yang lebih baik setelah keluar dari Lapas.
Tetap Memprioritaskan Keluarga
Sebagai istri pendamping suami, menurut Yuli sesukses dan setinggi apapun kita dalam karier, harus tetap menghargai suami. Suami adalah pilihan kita dan menjadi imam, yang akan bertanggung jawab terhadap diri kita di dunia dan akherat. “Bagaimana orang mau menghargai suami, jika kita tidak menghargainya. Lihat sisi kelebihan suami,” papar Yuli.
Dia bersyukur suami dan dua orang anaknya mendukungnya berkarier di Lapas. Suaminya tidak membatasi, melainkan mendorong kariernya. Meski demikian bagi Yuli keluarga tetap menjadi prioritasnya.
Sementara sebagai Ibu, menurut Yuli perlu terus membina dan menuntun anak-anak sehingga menjadi anak yang punya karakter yang baik. Terus belajar, berkarya dan berprestasi. Anak-anak perlu diajarkan bersyukur dan peduli kepada orang lain.
Sebagai seorang profesional di bidangnya, Yuli berpesan agar perempuan Indonesia terus mengembangkan diri dan meraih cita-cita sesuai dengan passion dan talentanya masing-masing. Terus berkarya dan memberi sumbangsih kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Ihwal ada gerakan paham tertentu dari sekelompok perempuan yang saat ini mengkampanyekan pembatasan hak-hak dan kebebasan perempuan di depan publik dengan alasan agama tertentu, menurut Yuli apa yang digayungkan Ibu Kita Kartini untuk emansipasi perempuan dan laki-laki di Indonesia sudah berjalan pada rel yang tepat.
“Sebagai perempuan dan juga sebagai Bhayangkari saya bangga dengan profesi yang sudah diraih teman-teman di Bhayangkari yang beragam, ada yang menjadi pilot, anggota DPR RI, bupati, profesor, dan lain sebagainya. Mari kita berkontribusi untuk mengisi kemerdekaan dan membawa kemajuan dan kesejahteraan untuk NKRI. Selamat HUT RI ke 74 Tahun 2019,” paparnya.