Ny. Uswatun Akhmad Syafiq, Anggota Bhayangkari Daerah Metro Jaya

1 Jun, 2017 | Kategori : Profil Anggota

Terus Tingkatkan Kualitas Ibadah dan Giat Beramal Kebaikan

Menjelang berakhirnya bulan Ramadhan ini, Redaksi mewawancarai Ustadzah Uswatun Akhmad Syafiq. Ustadzah yang juga anggota Bhayangkari Daerah Metro Jaya ini, istri AKP Akhmad Syafiq, suaminya bertugas di PJR K Induk IV Polda Metro Jaya. Di lingkungan Bhayangkari, ibu tiga anak yang lahir di Jepara, Jateng, 4 Juli 1970 ini dikenal sebagai penceramah agama Islam dan aktif melakukan pengajian. Dalam kesehariannya ustadzah yang akrab disapa Ustadzah Ibu Syafiq mengelola pesantren secara gratis yang diperuntukkan untuk anak yatim piatu dan anak kaum dhuafa di Kalisari, Jakarta Timur.

Kepada Keluarga Besar Polri, dan secara khusus Bhayangkari di manapun mendampingi suaminya bertugas, Ibu Syafiq menganjurkan agar semakin menguatkan ibadah dan giat beramal kebaikan. Bagi kaum muslim Keluarga Besar Polri agar terus meningkatkan kualitas ibadah puasa, menahan makan dan minum serta sesuatu yang merusaknya mulai fajar hingga terbenam matahari, sehingga kita bisa lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT dan mendapat ampunan dari Allah SWT sesuai janji Nabi Muhammad SAW.

Barang siapa melaksanakan puasa Ramadhan dengan iman dan ikhlas karena Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Untuk itu marilah kita tingkatkan keikhlasan dalam menjalankan puasa Ramadhan ini supaya bisa mendapatkan berkat dari bulan Ramadhan. Karena ada puasa yang tidak dapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Rasul pernah bersabda yang artinya : “Banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga”. Karena apa ? Karena orang itu dalam menjalankan puasa tidak sesuai anjuran dan arahan Nabi Agung Muhammad SAW. Puasa itu ada tiga tingkatan. Pertama, puasa umum. Puasa yang penting sah gitu aja. Kedua, puasa khusus, yaitu selain sah juga harus menjaga panca indra. Ketiga, puasa khusus, yaitu memuaskan hati dan pikiran. Maka dari itu, mari kita jaga puasa kita agar berkualitas.

1. Niat dengan ikhlas. Kalau niat ibadah karena Allah, dunia akan sampai ke Allah. Contoh kita niat pergi ke Surabaya, pasti Solo lewat, tapi kalau kita pergi ke Solo, Surabaya belum lewat ya kan. Maka dari itu, perbaiki niat dalam berpuasa dan ibadah-ibadah yang lain karena Allah.

2. Jalankan puasa sesuai normatif aturan-atuan riil puasa itu sendiri. Menjaga dari hal-hal yang membatalkan dan menjalankan kefarduan puasa. Pertama, niat. Kedua, menahan makan minum. Ketiga, menahan berhubungan suami istri. Keempat, tidak memasukkan sesuatu ke lubang- lubang badan. Kelima, tidak sengaja muntah. Tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa yang dituturkan dalam Kitab-kitab Fiqih. Walaupun niatnya ikhlas lillahi ta`ala pukul 10 pagi minum. ya batal puasanya tidak sah. Pagi-pagi pukul 9 sudah berkumur tapi berkumur pakai es teh, itu bukan berkumur namanya.

3. Menjaga etika. Mulutnya dijaga, tanganya dijaga.

Ny.Uswatun Akhmad Syafiq (Ustadzah,anggota Bhayangkari Daerah Metro Jaya) (1)

Dalam kaitan menjaga kesucian kita saat berpuasa saya ingin menyampaikan beberapa hal:

Pertama, bahwa sifat benci pastilah setiap orang mempunyai sifat benci. Benci kepada orang lain itu timbul karena kita memandang orang itu dari kekurangannya, bukan dari kelebihannya. Setiap orang pasti punya sifat kurang. Namun Rosul telah mengatakan pandanglah umat dengan pandangan rahmat (kasih sayang). “Barang siapa mengasihi akan dikasihi”, Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Allah dan barang siapa mengasihi makhluk bumi, maka ia akan dikasihi oleh para makhluk langit, yaitu akan dido’akan oleh para malaikat.

Kedua, kita perlu sadari bahwa kebencian juga pengaruh setan, agar hubungan kita dengan yang bersangkutan tidak baik. Untuk itu tipsnya, sekecil apapun, kita ingat kebaikan orang itu, jangan keburukannya. Dalam konteks ini kita perlu pahami bahwa makna puasa tidak hanya bersifat kebendaan, tetapi juga secara spiritual. Untuk itu mari kita hindari perbuatan yang merusak puasa kita seperti mengucapkan perkataan kotor, berkata dusta, menebar fitnah, selalu nyiyir kepada orang lain.

Hal itu perlu kita hindari karena orang yang berpuasa mempunyai pintu sendiri di surga, yaitu pintu Rayyan. “Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari No. 3257).

Dan akhirnya kita akan menjumpai hari pembebasan bagi seluruh umat muslim yang telah melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh pada hari mulia itu, setiap muslim akan menerima hasil ibadah mereka selama satu bulan itu dengan fitrah suci kembali. Satu bulan itu dengan fitrah suci kembali layaknya seorang bayi yang baru dilahirkan.

Dan untuk menyempurnakan ibadah kita di bulan Romadhan jangan kita lupakan kewajiban kita untuk membayar zakat fitrah, yaitu sebanyak 2,7 Kg makanan pokok per orangnya. Zakat fitrah adalah zakat diri setiap muslim yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan yang wajib dibayarkan sebelum tenggelamnya matahari pada hari terakhir Ramadhan. Setiap amalan manusia adalah untuknya. Kecuali amalan puasa itu untuk Allah dan Dia yang nanti akan membalasnya” (HR. Bukhari No. 5927 dan Muslim No. 1151).

Kita puasa untuk memupuk cinta kita sesama mahluk ciptaan Allah dan taat pada pemimpin untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam kebhinekaan agar negara kita, NKRI menjadi negara yang kuat, aman, nyaman, tertib dan hidup rukun, dan sejahtera. Kita dukung Polri menjalankan tugasnya menciptakan situasi aman dan nyaman demi terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera.